Wednesday, April 14, 2010

Akhir Musim






Serie A di Akhir musim ini sudah memberikan kandidat juaranya. Roma, Inter Milan, dan Ac Milan. Setelah dikalahkan Roma 2-1 dan ditahan Fiorentina 2-2 Intermilan harus rela puncak klasemen dikudeta Roma. Konsistensi yang diperagakan Roma membuahkan hasil. Setelah sempat berada di zona degradasi diawal musim sungguh diluar dugaan Roma bisa memimpin Serie A menjelang akhir musim. Pencapaian yang terakhir kali dirasakan pada tahun 2004.

Romanisti belum bisa berpesta. Masih ada 5 pertandingan yang harus dijalani. Salah satunya adalah Lazio musuh bebuyutan Roma. Lazio yang sekarang mungkin terasa lebih inferior dari Roma. Berada tepat dimulut zona degradasi sangat berbeda jauh dari rivalnya Roma yang berada di puncak capolista ditambah performa trisula Toni, Totti, Vucinic yang sedang on-fire! Tapi jika lengah, mental Lazio yang tidak mau kalah dari rivalnya dan sedang berjuang keras lolos dari zona degradasi dapat membahayakan Roma. Dibandingkan dengan Inter masih perlu menjalani pertandingan melawan tim-tim kuat seperti Juventus dan Lazio. Fokus kompetisi yang masih terbagi tiga mungkin juga menjadi faktor inkonsistensi Inter. Kedalaman materi skuad Mourinho ternyata masih belum cukup untuk konsisten disemua ajang. Inter juga terlihat lebih fokus dengan Liga Champions dibanding Serie A. AC Milan lebih parah. Sisa pertandingan yang ada tidak mudah. Apalagi ditambah absennya Pato dan Nesta. Efektifitas formasi 4-2-1-fantasia menjadi melempem. Pato dan Nesta menjadi elemen penting dalam pertahanan dan serangan formasi ini.

Peran-peran pemain utama Roma, Inter, dan Milan menjadi sangat vital. Di Roma ada David Pizzaro yang sedang top-form. Playmaker kecil asal Chile ini selalu bisa menyeimbangkan pertahanan dan kualitas serangan Roma dari tengah. Pizzaro juga dipercaya sebagai pengatur serangan utama di Roma menggeser sang kapten Totti. Sedangkan di Inter ada Sneijder yang akhir-akhir ini kerap menjadi penentu kemenangan Inter. Kemampuannya mengatur serangan memudahkan kinerja lini depan yang diisi Milito dan Eto'o. Tendangan bebas mautnya juga menjadi senjata rahasia Inter musim ini. Boriello di Milan juga membuktikan bahwa dirinya sudah pantas menjadi penyerang utama Milan dan Italia. Kelihaiannya mencari posisi di kotakn penalty musuh menjadi senjatanya untuk membobol gawang lawannya. dibantu dengan umpan-umpan terukur Pirlo, Beckham, dan Ronaldinho tidak heran kemampuan Boriello merobek pertahanan musuh.

Jadi siapakah yang paling konsisten? Apakah Pizzaro, Snejder, atau Boriello?

No comments:

Post a Comment