Sunday, April 25, 2010

Roma vs Sampdoria

akhirnya roma kalah setelah 25 pertandingan tak terkalahkan. kekalahan 1-2 dari sampdoria harusnya dapat dihindari. saat roma memimpin pertandingan lewat gol totti di menit 14, roma seperti terlalu percaya diri. hasilnya mereka lengah diawal babak kedua. lewat tusukan dari cassano yang lalu melepas umpan ke pazzini menjadikan kedudukan imbang satu sama.

untuk menambah daya gedor ranieri memasukan luca toni menggantikan perotta. hasilnya bagus. baru 1 menit masuk toni langsung membahayakan gawang sampdoria. lewat freekick pizzaro, toni berhasil menyundul bola dengan keras. sayang storari masih cekatan untuk menghalau bola. kemudian ranieri berjudi dengan mengganti bek kanan casetti dengan penyerang sayap rodrigo taddei untuk lebih menggencarkan serangan. hasilnya serangan roma menjadi lebih sporadis, namun justru inilah blunder ranieri yang dimanfaatkan luigi del neri pelatuh sampdoria. melihat roma tanpa bek kanan serangan menjadi lebih ditumpukan kepada mannini sayap kiri sampdoria. beberapa kali mannini berhasil lolos dari pengamatan pemain belakang roma. burdiso pun menjadi kerepotan karena harus menjaga sektor tengah dan kanan pertahanan roma sekaligus. hasilnya lagi-lagi melalui maninni yang kembali bebas dan berhasil menyodorkan bola ke pazzini. gol kedua buat pazzini dan sampdoria pun tercipta.

pertandingan hanya tersisa lima menit. roma masih berusaha mencetak gol. sayangnya sudah terlambat. waktu lima menit ditambah injury time tiga menit tidak cukup. intermilan berhasil mempertahankan posisi puncaknya. tapi masih ada sisa tiga pertandingan lagi. semua masih bisa terjadi. perbedaan poin sangat dekat, yaiutu dua angka. tidak mentolelir kekalahan atau hasil seri sekalipun. sebenarnya seandainya roma memiliki poin sama dengan intermilan, roma masih bisa berada diatas inter. karena dari dua pertemuan dengan inter, roma bermain imbang di san siro dan menang di olimpico. semua masih bisa berubah. apakah dominasi inter berlanjut atau kejadian scudetto roma tahun 2001 akan terulang?






Wednesday, April 14, 2010

Akhir Musim






Serie A di Akhir musim ini sudah memberikan kandidat juaranya. Roma, Inter Milan, dan Ac Milan. Setelah dikalahkan Roma 2-1 dan ditahan Fiorentina 2-2 Intermilan harus rela puncak klasemen dikudeta Roma. Konsistensi yang diperagakan Roma membuahkan hasil. Setelah sempat berada di zona degradasi diawal musim sungguh diluar dugaan Roma bisa memimpin Serie A menjelang akhir musim. Pencapaian yang terakhir kali dirasakan pada tahun 2004.

Romanisti belum bisa berpesta. Masih ada 5 pertandingan yang harus dijalani. Salah satunya adalah Lazio musuh bebuyutan Roma. Lazio yang sekarang mungkin terasa lebih inferior dari Roma. Berada tepat dimulut zona degradasi sangat berbeda jauh dari rivalnya Roma yang berada di puncak capolista ditambah performa trisula Toni, Totti, Vucinic yang sedang on-fire! Tapi jika lengah, mental Lazio yang tidak mau kalah dari rivalnya dan sedang berjuang keras lolos dari zona degradasi dapat membahayakan Roma. Dibandingkan dengan Inter masih perlu menjalani pertandingan melawan tim-tim kuat seperti Juventus dan Lazio. Fokus kompetisi yang masih terbagi tiga mungkin juga menjadi faktor inkonsistensi Inter. Kedalaman materi skuad Mourinho ternyata masih belum cukup untuk konsisten disemua ajang. Inter juga terlihat lebih fokus dengan Liga Champions dibanding Serie A. AC Milan lebih parah. Sisa pertandingan yang ada tidak mudah. Apalagi ditambah absennya Pato dan Nesta. Efektifitas formasi 4-2-1-fantasia menjadi melempem. Pato dan Nesta menjadi elemen penting dalam pertahanan dan serangan formasi ini.

Peran-peran pemain utama Roma, Inter, dan Milan menjadi sangat vital. Di Roma ada David Pizzaro yang sedang top-form. Playmaker kecil asal Chile ini selalu bisa menyeimbangkan pertahanan dan kualitas serangan Roma dari tengah. Pizzaro juga dipercaya sebagai pengatur serangan utama di Roma menggeser sang kapten Totti. Sedangkan di Inter ada Sneijder yang akhir-akhir ini kerap menjadi penentu kemenangan Inter. Kemampuannya mengatur serangan memudahkan kinerja lini depan yang diisi Milito dan Eto'o. Tendangan bebas mautnya juga menjadi senjata rahasia Inter musim ini. Boriello di Milan juga membuktikan bahwa dirinya sudah pantas menjadi penyerang utama Milan dan Italia. Kelihaiannya mencari posisi di kotakn penalty musuh menjadi senjatanya untuk membobol gawang lawannya. dibantu dengan umpan-umpan terukur Pirlo, Beckham, dan Ronaldinho tidak heran kemampuan Boriello merobek pertahanan musuh.

Jadi siapakah yang paling konsisten? Apakah Pizzaro, Snejder, atau Boriello?

First!




yeah,sesuai judulnya blog ini akan saya isi mengenai pandangan-pandangan saya mengenai sepakbola. tentu saja melalui "kacamata" seorang penggemar kota roma dan klub sepakbolanya AS ROMA!

Okeh! salam kenal! Bravo calcio!! Bravo Roma!!